Warga Tobelo Mulai Mengungsi
Jumat, 11 Maret 2011, 17:38 WIB
Warga Kota Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Jumat petang, mengamankan diri ke daerah tinggi, menyusul informasi dampak gempa di Jepang berkekuatan 8,9 skala richter dan potensi terjadi tsunami.
Salah seorang warga Tobelo, Jopi Soselissa, mengatakan, masyarakat yang lokasi rumahnya di pelabuhan , pesisir pantai dan daratan rendah meninggalkan tempat tersebut karena khawatir terjadi tsunami.
"Kami memang berada di pantai, tapi setelah mendengar peringatan dini BMGK melalui siaran TV maupun SMS, makanya memutuskan ke daerah ketinggian di Kupa - Kupa," ujarnya.
Warga Tobelo memanfaatkan kenderaan pribadi, Angkot, sepeda motor maupun berjalan kaki menuju ke rumah sanak keluarga yang berada di dataran tinggi.
Mereka umumnya hanya membawa tas beriskan surat - surat berharga, barang - barang perhiasan dan makanan siap saji. Para nelayan dan pemilik armada laut juga dilaporkan mengamankan perahu maupun kapal-kapal yang ada di pelabuhan atau pesisir pantai.
Warga Tobelo juga menyampaikan peringatan dini tersebut kepada sanak keluarga di kabupaten lain di Maluku Utara, Sulut dan Papua.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ambon, Irwan Slamet, mengatakan , memprioritaskan perhatian ke patahan di Provinsi Maluku Utara karena merupakan pertemuan lempengan Pasifik dan Euroasia. "Kami intensif memantau dampak gempa yang melanda Jepang berkapasitas 8,9 Skla Richter (SR) dan tsunami, kendati berdasarkan perkirakan Maluku tidak terlanda," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sri Woro membenarkan bahwa BMKG mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami menyusul gempa 8,9 skala Richter di Jepang.
"Tsunami bakal sampai di kawasan Indonesia pukul 18.00 WIB atau 20.00 WIT," kata Sri Woro.
BKMG telah menyebarluaskan informasi perkiraan tsunami melalui jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
Melalui twitter @infoBMKG disebutkan Warning sunami:IRJA,MALUT,PAPUA,SULUT, diperkirakn tsunami tiba jam 18:00 WIB akibat gmpa di Jepang M:8.8 SR, 11-03-11.
Salah seorang warga Tobelo, Jopi Soselissa, mengatakan, masyarakat yang lokasi rumahnya di pelabuhan , pesisir pantai dan daratan rendah meninggalkan tempat tersebut karena khawatir terjadi tsunami.
"Kami memang berada di pantai, tapi setelah mendengar peringatan dini BMGK melalui siaran TV maupun SMS, makanya memutuskan ke daerah ketinggian di Kupa - Kupa," ujarnya.
Warga Tobelo memanfaatkan kenderaan pribadi, Angkot, sepeda motor maupun berjalan kaki menuju ke rumah sanak keluarga yang berada di dataran tinggi.
Mereka umumnya hanya membawa tas beriskan surat - surat berharga, barang - barang perhiasan dan makanan siap saji. Para nelayan dan pemilik armada laut juga dilaporkan mengamankan perahu maupun kapal-kapal yang ada di pelabuhan atau pesisir pantai.
Warga Tobelo juga menyampaikan peringatan dini tersebut kepada sanak keluarga di kabupaten lain di Maluku Utara, Sulut dan Papua.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ambon, Irwan Slamet, mengatakan , memprioritaskan perhatian ke patahan di Provinsi Maluku Utara karena merupakan pertemuan lempengan Pasifik dan Euroasia. "Kami intensif memantau dampak gempa yang melanda Jepang berkapasitas 8,9 Skla Richter (SR) dan tsunami, kendati berdasarkan perkirakan Maluku tidak terlanda," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sri Woro membenarkan bahwa BMKG mengeluarkan peringatan akan terjadi tsunami menyusul gempa 8,9 skala Richter di Jepang.
"Tsunami bakal sampai di kawasan Indonesia pukul 18.00 WIB atau 20.00 WIT," kata Sri Woro.
BKMG telah menyebarluaskan informasi perkiraan tsunami melalui jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
Melalui twitter @infoBMKG disebutkan Warning sunami:IRJA,MALUT,PAPUA,SULUT, diperkirakn tsunami tiba jam 18:00 WIB akibat gmpa di Jepang M:8.8 SR, 11-03-11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar